LANGKAT-Malang nian nasib Astria (25) warga Dusun II Desa Tanjungmulya Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat ini. Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Malaysia ini tewas ditikam orang tak dikenal (OTK) di rumahnya, Selasa (11/12) sekitar pukul 03.00 dinihari. Peristiwa ini mengejutkan ratusan warga setempat. Sebab, warga tak menyangka kejadian seperti ini menimpa Astria yang dikenal pandai bergaul dan murah hari.

Keterangan yang dihimpun Posmetro Langkat (Grup Sumut Pos) di tempat kejadian perkara (TKP) menyebutkan, bahwa selama ini Astria bekerja di Malaysia. Lama tak pulang, Astria kembali ke kampung halamannaya dua pekan lalu.

Selama di kampung, Astria menunjukkan keceriaan kepada keluarga, calon suami, maupun teman-teman dekatnya. Naas, malam kejadian itu, Astria berada di rumah bersama dua keponakannya, Fauzi dan Fajar yang masih duduk di kelas 4 dan kelas I SD. Sementara Sumini, ibu Astria saat itu pergi ke rumah cucu di Pasar IX, Kecamatan Hinai, Langkat. Sedangkan Jumadi (50), bapak Astria, pergi merantau mencari nafkah di Kalimantan. Situasi rumah yang sangat sepi dimanfaatkan penjahat.
Pelaku disebut-sebut seorang diri masuk melalui jendela kamar belakang rumah. Pelaku kemudian mematahkan jerjak kayu rumah itu. Pelaku kemudian merangsek masuk ke dalam kamar. Astria yang sedang tertidur di ruang tamu bersama dua keponakannya mendengar suara berisik di dalam rumahnaya.
Astria kemudian bangun lalu memeriksa sekitar ruangan, sambil mengatakan, “Siapa itu di dalam,” kata Astria yang ditirukan oleh keluarganya.
Pelaku terkejut dan langsung keluar dari kamar. Seketika pelaku menghampiri Astria. Tanpa pikir panjang pelaku memukul Astria dengan benda tajam ke pipi kanannya. Astria tersungkur sembari menjerit meminta tolong.
Diduga panik, pelaku kemudian menghujamkan senjatanya ke dada kiri Astria. Wanita itu seketika tak beradaya. Beruntung kedua keponakannya hanya didorong lalu pelaku melarikan diri dari jendela dapur. Selanjutnya, pelaku menghilang dalam kegelapan percis di belakang rumah korban.
Warga seketika berbondong-bondong menuju rumah Astria. Mereka melihat Astria terkapar bersimbah darah lalu membawanya ke Puskesmas Hinai dalam kondisi kritis.
Upaya warga menolong nyawa Astria sisa-sia. Astria akhirnya meninggal dunia. Tangis hiteris pun pecah dari keluarga dan tetangganya. Selanjutnya korban dievakuasi ke Rumah Sakit Tanjungpura untuk divisum.
Kepala Desa (Kades) Tanjungmulya, Subagio, kepada Posmetro Langkat menerangkan, bahwa korban sudah dua tahun terakhir pergi ke Malaysia. Sementara, ayahnya pergi ke Kalimantan. “Kalau ayahnya kerja di pabrik mebel di Kalimantan, jadi sangat jarang pulang ke rumah, paling 5-6 bulan sekali baru pulang ke rumah” beber Subagio yang hadir di rumah duka.
Subagio juga mengatakan, korban adalah anak pertama dari dua bersaudara. “Iya, memang rencana korban ingin menikah. Tapi belum tahu kapan diselenggarakan. Hanya saja korban ini sudah dilamar,” ungkap Subagio.
“Kita belum memastikan apa sebenarnya niat pelaku menghabisi nyawa Astria. Apakah memang ingin mencuri atau demdam. Dan yang jelas, kondisi lemari sudah terbuka. Namun, sejauh ini pihak keluarga mengaku belum mendapati barang berharga yang hilang,” tambahnya.
Disinggung adanya persoalan dengan mantan pacar yang diduga tidak terima dengan rencana pernikahan korban, Subagio mengaku tidak terlalu mengetahui hal tersebut. “Kalau masalah itu saya tidak tahu pasti. Namun menurut warga, hubungan korban dengan mantan pacarnya masih baik,” tendasnya.(dn/smg)
Adik Korban Kenali Pelaku
Dua adik Astria yang selamat, Fauzi dan Fajar yang selamat dari maut mengenal ciri-ciri pelaku yang membunuh kakaknya itu. Mereka melihat dengan mata kepala sendiri, bagaimana Astria dibantai dihadapan mereka.
Bahkan kedua bocah itu sekarang trauma atas kejadian itu. Terutama bagi Fajar, adik kandung Fauzi. Sejak kejadian itu, Fajar lebih memilih diam dan enggan diajak berbicara. Apalagi, ditanya terkait kejadian yang menimpa korban.
Sementara Fauzi, masih dapat memberikan keterangan mesiki kondisinya juga terlihat trauma. Menurutnya, pelaku yang menghabisi kakaknya itu memiliki ciri-ciri berbadan gemuk dengan tinggi sekitar 165 centimeter.
“Kalau orangnya nggak tinggi, cuma badannya agak gemuk. Dia (pelaku-red) membawa pisau (seperti sangkur-red) dan ditusukkan ke dada kakaknya. Iya, badannya pas seperti abang itu,” ujar Fauzi sambil menunjukkan contoh sosok seseorang yang berdiri di sekitarnya.
Bukan itu saja, Fauzi mengakui, saat itu pelaku memakai jaket hitam dan kaos berwarna merah, serta penutup wajah (sebo-red). “Waktu dia menikam bibi, topengnya sempat terbuka. Aku lihat wajahnya pucek (ketakutan-red),” cetus Fauzi dengan polos.
Fauzi juga menyebutkan, bahwa pelaku malam itu memakai sepatu yang modelnya seperti sepatu boat. “Sepatunya kayak sepatu boat itu bang. Tapi sepatunya ada talinya,” cetus Fauzi sembari mengatakan, kalau pelaku keluar dari jendela belakang dan langsung lari ke belakang rumah korban.
Kepedihan yang mendalam juga dirasakan calon suami Astria, Juli. Bagaimana tidak, sehabis lebaran tahun mereka berencana menikah.
“Selama ini tidak ada masalah dan firasat buruk yang saya alami. Dan aku sendiri tak sangka semua ini bisa terjadi,” kata Juli warga Jalan Swadaya, Dusun VI, Desa Banyumas, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat ini.
Kapolsek Hinai, AKP Ricky, saat dikonfirmasi via HP mengakatakan saat ini pihaknya masih melakukan lidik. “Kami masih lidik, untuk sementara ini, motif pembunuhan diduga perampokan. Untuk indikasi orang dekat, kemungkinan besar juga ada. Karena pelaku memakai sebo,” ujar Ricky.(dn/smg)